Harga minyak turun di bawah $74 dengan fokus krisis listrik global

Minyak diperdagangkan di bawah $74 karena potensi dorongan permintaan yang disebabkan oleh krisis energi global membebani dampak krisis pada ekonomi yang lebih luas .

Kontrak berjangka di New York memangkas kenaikan sebelumnya karena dolar menghapus kerugian, membuat harga komoditas dalam mata uang kurang menarik. Kamis menandai akhir bulan dan kuartal waktu di mana para pedagang umumnya menyesuaikan posisi yang ada.

Pasar kemungkinan masih akan mengalami defisit 1,5 juta barel per hari selama enam bulan ke depan, menurut Citigroup Inc., angka yang bisa tumbuh lebih besar jika melonjaknya harga gas alam mendorong peralihan ke bahan bakar minyak, untuk berita selengkapnya di Bacadenk.

Pasar yang lebih ketat mengimbangi kekhawatiran ekonomi, dipicu oleh kontraksi aktivitas pabrik China pada bulan September. Minyak mentah menuju kenaikan bulanan, dibantu oleh gangguan pasokan di Teluk Meksiko dan permintaan yang kuat. Tekanan energi global kemungkinan akan ditampilkan dalam pembicaraan OPEC+ ketika kelompok itu bertemu Senin untuk membahas kebijakan produksi, dengan beberapa pedagang opsi mempertaruhkan harga bisa mencapai $200.

“Sampai pasar gas, batu bara dan listrik menemukan dataran tinggi atau terkoreksi lebih rendah, minyak mentah kemungkinan akan tetap didukung mengingat peningkatan permintaan yang berasal dari substitusi,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank A/S.

Pasokan minyak global diperkirakan kurang dari permintaan sebesar 1,2 juta barel per hari pada Oktober, dan 900.000 barel per hari pada bulan berikutnya, menurut dokumen sekretariat OPEC yang ditinjau oleh Komite Teknis Gabungan kelompok itu. Jika OPEC+ tetap pada peningkatan yang disepakati sebesar 400.000 barel per hari pada November, itu tidak mungkin cukup untuk mengatasi pertumbuhan konsumsi, Vivek Dhar, seorang analis di Commonwealth Bank of Australia, mengatakan dalam sebuah catatan.